Fakta dan Mitos tentang Diet

Date
2025/03/12
Category
workout wikipedia
1 more property
Bagi sebagian orang, "diet" bisa menjadi tantangan seumur hidup, tetapi bagi sebagian lainnya, mungkin belum pernah menjadi perhatian sama sekali.
Setiap tahun kita bertekad untuk menurunkan berat badan, tetapi saat mulai melakukannya, ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Ditambah lagi, begitu banyak informasi di luar sana sehingga sulit menentukan mana yang benar-benar efektif. Saat memikirkan "diet", sering kali muncul berbagai mitos yang sudah umum kita dengar. Tapi, apakah kita benar-benar pernah memverifikasi kebenarannya?
Hari ini, mari kita uji beberapa mitos diet yang sering kita dengar melalui kuis OX! Kira-kira mana yang fakta dan mana yang mitos?

1. Makan setelah jam 6 sore menyebabkan kegemukan?

Salah
Faktanya, yang penting bukan kapan kita makan, tetapi jumlah kalori yang kita konsumsi dalam sehari.
Jika total kalori yang dikonsumsi lebih rendah dari kebutuhan metabolisme basal, makan di malam hari tidak akan menyebabkan kegemukan. Namun, jika konsumsi kalori melebihi kebutuhan harian, maka berat badan akan bertambah, baik makan pagi, siang, maupun malam.
Namun, makan berlebihan di malam hari atau langsung tidur setelah makan memang dapat meningkatkan risiko kenaikan berat badan. Karena aktivitas di malam hari cenderung lebih rendah, sebaiknya konsumsi makanan yang lebih ringan dan mudah dicerna.
Hitung Kalori Harianmu dengan Mudah!
Cara Menghitung BMR (Basal Metabolic Rate)
Pria: Berat badan (kg) × 22
Wanita: Berat badan (kg) × 20
Cara Menghitung TDEE (Total Daily Energy Expenditure)
Sangat jarang bergerak (pekerja kantoran) → BMR × 1.2
Aktivitas ringan (olahraga 1-2 kali seminggu) → BMR × 1.375
Aktivitas sedang (olahraga 3-4 kali seminggu) → BMR × 1.55
Aktivitas tinggi (olahraga 5 kali seminggu atau lebih) → BMR × 1.725
Aktivitas sangat tinggi (pekerja fisik, atlet) → BMR × 1.9

2. Apakah Diet "Switch-On" Bisa Mengaktifkan Pembakaran Lemak?

Sebagian Benar
Diet "Switch-On", yang baru-baru ini populer di Korea, didasarkan pada konsep mengaktifkan tombol pembakaran lemak dalam tubuh dengan cara mengurangi konsumsi karbohidrat dan meningkatkan asupan lemak serta protein. Secara teori, ketika konsumsi karbohidrat dikurangi, sekresi insulin akan menurun, sehingga tubuh mulai menggunakan lemak sebagai sumber energi, yang dapat membantu mengurangi kadar lemak tubuh.
Namun, hanya mengonsumsi banyak lemak tidak serta-merta menjamin penurunan berat badan. Jika total kalori yang dikonsumsi berlebihan, kelebihan lemak tetap akan tersimpan dalam tubuh. Selain itu, pembatasan karbohidrat yang terlalu ketat dapat menyebabkan kelelahan, kesulitan berkonsentrasi, dan bahkan kehilangan massa otot.
Oleh karena itu, efektivitas diet "Switch-On" tergantung pada kondisi tubuh dan gaya hidup masing-masing individu. Menyesuaikannya dengan kebutuhan pribadi dan menerapkannya secara seimbang adalah kunci keberhasilan!

3. Berhenti merokok menyebabkan kenaikan berat badan?

Benar
Nikotin dalam rokok memiliki efek menekan nafsu makan, sehingga setelah berhenti merokok, banyak orang mengalami peningkatan nafsu makan. Selain itu, banyak yang mengganti kebiasaan merokok dengan ngemil, yang menyebabkan asupan kalori bertambah.
Namun, berhenti merokok itu sendiri bukanlah penyebab langsung kenaikan berat badan.
Dengan pola makan yang sehat dan olahraga teratur, berat badan tetap bisa dikontrol setelah berhenti merokok. Sebaiknya pilih camilan sehat seperti kacang-kacangan, sayuran, atau makanan tinggi protein, serta hindari makanan olahan tinggi gula untuk mencegah kenaikan berat badan.

4. Semakin banyak berkeringat, semakin cepat menurunkan berat badan?

Salah
Banyak orang berpikir bahwa semakin banyak berkeringat saat berolahraga, semakin banyak lemak yang terbakar.
Namun, keringat hanyalah mekanisme tubuh untuk mengatur suhu, bukan indikator pembakaran lemak.
Setelah berolahraga, berat badan mungkin terlihat turun, tetapi itu sebagian besar disebabkan oleh kehilangan cairan, bukan lemak. Setelah minum air, berat badan akan kembali normal. Oleh karena itu, olahraga teratur dan pola makan yang sehat jauh lebih penting untuk menurunkan lemak daripada sekadar berkeringat banyak.

5. Apakah mungkin menurunkan lemak hanya di bagian tubuh tertentu?

Salah
"Bisa nggak ya hanya mengecilkan perut?" "Aku hanya ingin paha yang lebih ramping!"
Namun, tubuh kita tidak bisa memilih di bagian mana lemak akan terbakar lebih dulu.
Olahraga memang bisa memperkuat otot di bagian tertentu, tetapi pembakaran lemak terjadi secara menyeluruh di seluruh tubuh. Bagian mana yang menyusut lebih dulu bergantung pada kondisi tubuh masing-masing.
Jika ingin menurunkan lemak secara efektif, kombinasikan latihan kardio dengan latihan kekuatan untuk hasil terbaik.

6. Diet ekstrem bisa menyebabkan rambut rontok?

Benar
Diet rendah kalori yang ekstrem atau berpuasa terlalu lama dapat menyebabkan kekurangan nutrisi, yang pada akhirnya dapat menyebabkan rambut rontok.
Kekurangan protein, zat besi, dan vitamin B dapat menghambat pertumbuhan rambut. Selain itu, diet ketat bisa menyebabkan stres pada tubuh, yang dapat mengganggu keseimbangan hormon dan mempercepat kerontokan rambut.
Untuk menurunkan berat badan dengan sehat, penting untuk tetap memenuhi kebutuhan protein dan nutrisi penting, serta menghindari diet ekstrem.

7. Haruskah benar-benar menghindari camilan saat diet?

Salah
Banyak orang berpikir bahwa saat diet tidak boleh sama sekali makan camilan, tetapi sebenarnya camilan yang tepat justru bisa membantu mencegah makan berlebihan.
Camilan yang disarankan: kacang-kacangan, yogurt Yunani, telur rebus, ubi, stik sayuran
Camilan yang sebaiknya dihindari: cokelat, keripik, minuman bersoda, makanan olahan tinggi gula
Jika ingin ngemil, lebih baik memilih camilan sehat dalam porsi yang wajar sebelum merasa sangat lapar, agar tidak berlebihan saat makan besar nanti.

Yang Terpenting adalah Membangun Kebiasaan Sehat yang Berkelanjutan

Diet bukan hanya soal mengikuti tren atau metode tertentu, tetapi tentang menemukan pola makan dan gaya hidup yang sesuai dengan tubuh kita dan dapat diterapkan dalam jangka panjang.
Apa pun metode yang dipilih, pastikan itu cocok dengan kebutuhan tubuh dan dapat dijalankan secara konsisten.
Baik dalam diet maupun berhenti merokok, perubahan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan lebih efektif daripada cara instan yang sulit dipertahankan.
Ingat, kesehatan dan bentuk tubuh ideal akan lebih mudah dipertahankan jika kamu menemukan ritme yang tepat dan menjalankannya secara konsisten!